Peta potensi Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora mempunyai wilayah terluas se-Kecamatan Sambong. Desa Sambongrejo terletak di wilayah Barat Kecamatan Sambong. Sisi Timur berbatasan dengan Desa Gadu. Selatan berbatasan dengan Kedinding Kecamatan Kedungtuban. Sisi Barat Sambongrejo berbatasan dengan Desa Temengeng Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Sisi utara masih berbatasan dengan Desa Cabak Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. 

Sebagai catatan, untuk areal hutan Alas Dara, Desa Sambongrejo juga berbatasan dengan Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. 

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Penetapan Desa di Kabupaten Blora, Desa Sambongrejo diberikan kode desa dengan nomor 33.16.06.2002. Sedangkan 33.16.06 sendiri adalah Kode Kecamatan Sambong. 

Desa Sambongrejo mempunyai luas lahan 2.184,00 Ha, dengan rincian 113,51 hektar are areal persawahan dengan satu kali panen, dan 2.070,49 Ha lahan kering yang pemanfaatannya sangat variatif yaitu untuk pekarangan rumah, tegalan dan perkebunan rakyat. Dengan jumlah penduduk 3.066 pada tahun 2014.  Kok 2014? Ya. Karena data BPS yang mudah saya temukan sebatas hingga tahun 2014. 

Hingga pada awal tahun 2022, Desa Sambongrejo dipimpin oleh Kades Wahono Heru Prayitno. Hingga postingan ini diunggah, posisi Sekretaris Desa masih kosong, baru dalam proses rekrutmen. Pada sesi pendataan, TKSK lebih sering koordinasi dengan Operator Desa. Operator Desa yang dimaksudkan adalah seseorang yang ditunjuk oleh Kepala Desa karena kemampuannya untuk mengelola aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial. 

Potensi ekonomi di luar pertanian yang saya harap dapat mendukung proses penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Desa Sambongrejo adalah Wisata Budaya Perkampungan Samin Sedulur Sikep Kabupaten Blora, dan Budaya Tanam Jagung Persil. Baik Wisata Budaya Samin Sedulur Sikep dan Budaya Tanam Jagung Persil hingga saat ini tetap berjalan. 

Peta Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Dari sektor produksi Usaha Kecil, seperti di desa-desa lainnya, di Desa Sambongrejo biasa didapati para generasi tua yang memetik hasil kebun untuk mencukupi kebutuhan sayuran bagi warga setempat. Terdapat warga yang kesehariannya membuat tempe untuk mencukupi kebutuhan protein nabati bagi warga setempat. Hampir setiap rumah mempunyai peliharaan unggas untuk mencukupi kebutuhan protein hewani. Dan pada pertengahan 2021 Kepala Desa Wahono Heru Prayitno bersama Mbah Pramugi menggiatkan pemanfaatan lahan kering untuk membuat greenhouse tanaman buah. 

Pada sisi Usaha Kecil, terdapat beberapa kelompok pengrajin batik tulis. Batik tulis ini dikembangkan oleh kelompok perempuan dari kaum Samin Sedulur Sikep. Meski begitu juga telah diikuti oleh sebagian warga, meskipun mereka bukan penganut Kepercayaan Sedulur Sikep. 

Selain itu, juga telah dirintis pemanfaatan sebagian lahan hutan yang terdapat sumber mata air di dalamnya sebagai hutan buah. Lahan mulai ditanami dengan buah-buahan mulai dari pisang, mangga, jambu, belimbing, dan tanaman-tanaman langka tradisional lain seperti kalakan, juwet, kemanthang bahkan ceplukan. Masih terdapat beberapa potensi lain seperti kepala sumur minyak tua yang justru berpotensi sebagai wisata spiritual daripada untuk mendukung produksi minyak bumi. 

Mimpi TKSK Sambong untuk Sambongrejo

Infrastruktur jalan milik Kabupaten Blora dari jalan Nasional Cepu - Blora menuju Dukuh Sawur sudah mulai rusak, sehingga sudah saatnya untuk diperbaiki. Pada tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Blora telah menetapkan Desa Sambongrejo sebagai salah satu Desa Wisata. Sebagai obyek wisata pokok adalah Pendopo Sedulur Sikep dukuh Blimbing yang merupakan Dukuh Krajan Desa Sambongrejo. 

Seperti telah disinggung diatas, wisata buah tropis juga tersedia di Desa Sambongrejo. Terdapat sebuah greenhouse di Desa Sambongrejo yang siap dikunjungi dan memberikan harga buah cukup kompetitif bagi para pengunjung. Sementara hutan buah di Desa Sambongrejo masih pada proses under constructions, masih diusahakan. 

Sebenarnya di Desa Sambongrejo juga masih ada satu dukuhan yang cukup mempresentasikan kehidupan karang perdesaan Jawa era 80'an. Yaitu di Dukuh Kalimiri. Di dukuh Kalimiri ini pula terdapat sebuah mulut sumur minyak tua yang bernuansa mistis. Hanya, kondisinya masih tak tersentuh, sebenarnya sangat menarik sebagai tempat wisata spiritual. 

Hanya saja masih belum ada jalan tembus antara Dukuh Blimbing sebagai pusat Pemerintahan Desa dengan Dukuh Kalimiri ini. Untuk menuju ke Balai Desa, warga Kalimiri harus memutar melewati dukuh Sawur terlebih dahulu. Padahal bila ditarik garis lurus, Dukuh Kalimiri adalah Dukuh terdekat dengan Dukuh Blimbing daripada Dukuh-Dukuh lain. 

Dilihat dari sisi geografis Desa Sambongrejo yang dilalui Jalan Nasional penghubung Jalur Tengah dan Pantura maupun pertimbangan potensi lahan kering dan lahan kritis Perhutani, juga didukung oleh kultur masyarakatnya, Desa Sambongrejo sangat tepat dijadikan lokasi pengembangan ternak, terutama ternak sapi. Letak geografis disini sebagai pertimbangan kemudahan transportasi pemasaran sapi. 

Dibandingkan dengan penduduk Desa lain, penduduk Desa Sambongrejo relatif lebih dapat menjaga kultur agraris beserta pengembangannya. Dengan demikian, bukanlah sekedar omong kosong ketika TKSK Sambong bermimpi agar Desa Sambongrejo menjadi pilihan Pemkab Blora untuk membuat pilot project peternakan sapi di Desa Sambongrejo. 

Tidak perlu membuat kandang terpadu, biarkan saja masyarakat Desa Sambongrejo memelihara sapi sesuai adat mereka. Tidak perlu dipaksakan membuat kandang kelompok. Tidak perlu memaksakan pola peternakan modern. Tidak perlu mengubah budaya cara beternak atau kultur atau kearifan lokal. 

Sebenarnya, Pemkab Blora atau stake holder yang telah berbaik hati dengan berkomitmen untuk sesarengan mBangun Blora cukup memberi bantuan bibit-bibit pakan ternak, pembinaan rutin dan fasilitasi kesehatan bagi peternak maupun ternaknya. Biarkan mereka mengganti alang-alang dengan rumput gajah atau Kalanjana. 

Peta Potensi Dukuh Kalimiri Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Stake holder seperti PERHUTANI cukup sedikit peduli dengan mengajak kembali masyarakat Desa per dukuhan untuk menanam jati tumpangsari dengan pakan ternak. Asalkan hal tersebut dilakukan secara konsisten, maka dapat dipastikan peternakan sapi di Desa Sambongrejo akan semakin berkembang. Betapa tidak? Antara kultur masyarakat, keadaan alam maupun letak geografis Desa Sambongrejo, semuanya mendukung. 

Apakah semudah itu, tentu tidak. Teknologi informasi tetap memberikan kontribusi pada pergeseran nilai. Oleh karenanya, disinilah diperlukannya peranan para "priyayi". Tiada henti kasih support pada para penduduk lokal. Sering ditiliki, bukan sekedar seremoni. 

Bisa dibayangkan, ketika program ini berhasil, berapa ratus ternak dapat dipasarkan per "selapan" hari-nya dari Desa Sambongrejo. Dengan begitu, seperti mimpi-mimpi TKSK Sambong pada Desa-Desa lainnya, penduduk Desa Sambongrejo akan kembali mandiri seperti pada jaman Penjajahan Belanda terdahulu. Tak lagi mengandalkan pemerintah untuk urusan penanganan masalah sosial yang berhubungan dengan urusan sembako. Andaikan toh masih perlu dibantu, paling hanya beberapa KPM saja, itupun atas pertimbangan pemerataan. 

Dengan demikian, TKSK Sambong akan berani menuliskan puluhan peternak sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial kategori keluarga pioner untuk Desa Sambongrejo.

Sebenarnya sangat banyak potensi Desa Sambongrejo yang dapat digali sebagai pendukung penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Namun akan menjadi tidak adil bila TKSK Sambong mengulasnya di sini, karena akan menjadi ketimpangan informasi pada laporan TKSK Sambong itu sendiri pada blog ini.  (Heri ireng)